Matematika dan Perhitungan Dalam Politik

0
Matematika dalam Politik

Matematika, Ya… Ilmu ini selalu kita pelajari dari jenjang SD sampai perguruan tinggi. Matematika selalu terlibat dalam perkembangan setiap peradaban dunia. Matematika menjadi peletak dasar dan perujuk pembuktian kebenaran dengan hipotesis-hipotesis yang dibuat dunia. Sehingga tidak salah jika Galileo berkata bahwa “Mathematics is the language with which God has written the universe.” Penciptaan alam semesta menggunakan bahasa matematika. Implikasi dari pernyataan tersebut seakan terus membuka tirai dalam peranan matematika dalam “mengembangkan” peradaban dunia. Sehingga tidak salah jika dalam setiap sendi kehidupan, matematika selalu terlibat di dalamnya, baik sebagai dasar asumsi, pembuktian hipotesis ataupun sebagai alat utama pemecahan masalah dunia.

Hiruk pikuk perpolitikan tanah air tahun ini memasuki masa puncak. Tahun ini dilakukan pemilihan presiden sekaligus MPR/DPR. Lalu, apa kaitan matematika dengan politik ? kemudian, apakah peranan matematika dalam dunia politik ? mari kita bahas satu persatu.

Logika Matematika dan Politik

Logika matematika adalah cabang logika dan matematika yang mengandung kajian matematis logika dan aplikasi kajian ini pada bidang-bidang lain di luar matematika. Tema utama dalam logika matematika antara lain adalah kekuatan ekspresif dari logika formal dan kekuatan deduktif dari sistem pembuktian formal. Cabang matematika satu ini begitu penting digunakan dalam dunia politik sekarang ini. Di berbagai media massa telah kita baca dan kita lihat, bagaimana para politikus kita sering mengabaikan logika berpikir dalam membuat dan mengcounter sebuah penrnyataan dari lawan politiknya demi kepentingan partai dan calon presiden yang didukungnya. Para elite politik sepertinya sudah tidak punya akal sehat dalam menjalankan roda pemerintahan politiknya sehingga sampai ada jargon “akal sehat”. Akal sehat yang dimaksud penurut versi penulis sejatinya mengacu pada pemikiran yang sehat dan runtut dengan kekuatan berpikir formal sehingga apa yang disampaikan adalah sesuatu yang benar dan jauh dari “HOAKS”. Logika berpikir modern dengan mengedepankan asas kebenaran di ats segala-galanya akan menjadikan seorang politikus akan dipercaya oleh rakyat. Namun realita di lapangan, hanya segelintir saja yang mampu menerapkan itu. Banyak elite politik yang lebih senang menaburkan hoaks demi meningkatkan elektabilitas dari pada menggunakan kebenaran berdasarkan logika berpikir nyata. Jaman modern dengan era keterbukaan memberikan peluang bagi semua orang untuk dengan mudah mengetahui yang mana yang benar dan salah. Efek dari logika berpikir yang sesat tentunya akan berakibat buruk terhadap kepercayaan rakyat untuk memilih caleg dan capres yang berkompetisi. Dari sisi inilah terlihat bahwa dalam politik, logika matematika begitu penting untuk di gunakan oleh para elite politik demi menananmkan kepercayaan yang tinggi kepada masysrakat sebagai calon pemilih.

Statistik dan Politik

Statistik adalah kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah tertentu. Statistic yang sering muncul dalam dunia politik adalah hasil Polling dari sebuah survey. Tahun 2014 kita tahu bersama bahwa terjadi banyak kontroversi dari hasil polling pilpres. Ada beberapa hasil polling yang begitu jauh berbeda hasilnya dari polling kebanyakan. Entah itu hasilnya memang benar atau hanya sekedar polling pesanan dari organisasi tertentu. Polling secara metodologis adalah sebuah teknik untuk menyelidiki apa yang dipikirkan orang terhadap isu/masalah yang muncul. Saat ini polling dibuat biasanya untuk mengetahui elektabilitas dari capres yang akan bertarung di pilpres April 2019. Polling yang baik seharusnya dilakukan dengan cara yang baik pula. Cara baik yang dimaksud adalah dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang valid, responden yang proporsional, dan tingkat error yang kecil sehingga hasil yang didapat bisa merepresentasikan tujuan polling. Tahun ini sepertinya, hasil poling berbagai lembaga survey masih banyak perbedaan hasil yang signifikan. Hasil tersebut belum diketahui secara pasti penyebabnya. Entah karena beda waktu, beda responden, atau karena “pesanan”. Dari ringkasan di atas, statistic begitu penting dipelajari dan digunakan oleh berbagai calon, partai pendukung, untuk memajukan calonnya dalam peta pertarungan caleg dan capres. Percaya pada polling abal-abal akan berpengaruh hasilnya nanti yang tentunya akan berbeda dengan harapan sang calon.

Teori Peluang dan Politik

Teori peluang adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan peluang, analisis fenomena acak. Sebagai dasar matematika untuk statistik, teori peluang adalah penting untuk kegiatan manusia. Teori peluang terlibat dalam dunia perpolitikan. Selain media polling untuk mengetahui elektabilitas seorang calon, teori peluang juga dipakai untuk mengetahui probabilitas kemenangan. Peluang seseorang untuk memenangkan pertarungan dilihat dari profil dan aktivitas yang dikerjaan sang calon. Profil calon yang baik dimungkinkan mempunyai peluang yang besar dalam memenangkan pertarungan. Aktivitas calon selama ini juga menjadi faktor penentu peluang seorang calon dalam memenangkan pilihan legislatif dan eksekutif. Jika aktivitas sang calon menunjukkan grafik meningkat sampai detik-detik pemilihan dengan profil awal baik, dimungkinkan ada peluang untuk menang. Terlebih jika calon yang diusung hanya dua seperti pilpres kali ini, maka akan menjadi lebih terbuka untuk mengetahui peluang sang calon. Di sinilah teori peluang bekerja untuk memberikan gambaran awal peta kekuatan dan kelemahan serta hasil kemungkinan yang akan muncul di akhir pertarungan. selain 3 hal di atas, tentunya masih banyak yang bisa dikaji dari bagian ilmu matematika yg termuat dalam ranah politik tanah air.

Menganalisis pentingnya matematika dalam politik perlukah dibuat riset matematika politik ? perlukan dimunculkan matakuliah Matematika Politik ? perlukah dibuatkan modul ? mungkin hari ini kita bilang “TIDAK” belum tentu esok hari. Ilmu dan pengetahuan selalu berkembang, yang tidak mungkin hari ini menjadi mungkin esok hari, namun yang pasti, kebenaran tetaplah kebenaran, bukan sebuah kebetulan apalagi pembenaran alias “HOAKS?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *